02/Desember/1998

  1. Alasan perbedaan pendapat dalam hasil penelitian tentang perokok pasif
  2. Pola penggunaan nikotin transdermal sebagai obat bebas
  3. Perubahan tubuh etelah berhenti merokok
  4. Gelar penelitian KFUI - LM3 serta perancangan FK & FKG UI bebas asap rokok
  5. Remaja dan iklan rokok
  6. Mortalitas akibat merokok ditaiwan; suatu studi prospektif selama 12 tahun
  7. Rekomendasi ingccaat tentang merokok pasif

Alasan Perbedaan Pendapat dalam Hasil Penelitian
tentang Perokok Pasif

Barner DE & Bero LA

Penelitian ini menilai hasil-hasil penelitian tentang asap rokok lingkungan {environmental tobacco smoke ETS) dikaitkan dengan afiliasi/hubungan penulis/penelitinya dengan pabrik rokok.Tulisan ini menganalisis 106 buah tulisan yang dipublikasi antara tahun 1980 sampai 1995 pada berbagai jurnal atau proceeding kongres. Dari 106 itu, 39 diantaranya (37%) berkesimpulan bahwa merokok pasif tidaklah berbahaya. Ternyata, 29 dari 39 tulisan itu (74%) dibuat oleh penulis yang berafiliasi dengan 1perusahaan rokok.
Kemudian dilakukan regresi berganda (multiple regression) yang menganalisis kualitas tulisan, status peer review, topik " artikel, tahun publikasi dan afiliasi penulisannya pada perusahaan rokok. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa satu-satunya faktor yang bermakna secara statistik dalam menyatakan bahwa asap rokok lingkungan (enviromental tobacco smoke - ETS) tidak berbahaya adalah adanya afiliasi penulis dengan perusahaan rokok, Artinya peneliti penulis yang bekerja/berafiliasi dengan perusahaan rokok ternyata cenderung menghasilkan penelitian yang menyatakan bahwa merokok pasif tidak berbahaya bagi kesehatan (JAMA 7997; 279.- 1566-1570)

 

Pola Penggunaan Nikotin Transdermal Sebagai Obat Bebas
Shaw JP, Ferry DG, Petechia D, Brener D, Tuker IG

School of Pharmacy, University of Otago - Dunedin - New Zealand

Penelitian ini bertujuan menilai pola penggunaan plester nikotin yang dibeli bebas oleh para perokok. Penelitian dilakukan dengan pembagian kuesioner pada saat orang datang untuk membeli plester ini, dan dilakukan di berbagai apotek di Selandia Baru. Subjek penelitian adalah 805 orang, pria dan wanita, berumur antara 18 sampai 87 tahun.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagiaan besar responden (75%) sudah pernah mencoba untuk berhenti merokok selama dia membeli plester kali ini, 53% diantaranya sudah pernah pula menggunakan pengganti nikotin yang dijual bebas di pasaran. Sekitar 60% responden baru pertama kali ini membeli plester nikotin. Dan data yang ada tidak ada bukti yang menunjukkan pengguna memakai plester ini lebih lama dari yang dianjurkan 12 minggu). Dua puluh delapan persen responden tetap menyatakan merokok ketika memakai nikotin transdemal dalam bentuk plester ini, kendati jumlah batang rokok yang dihisap jauh menurun dari pada biasanya. Efek samping dilaporkan pada 24%  pengguna, tetapi tidak ada gangguan yang bermakna.
(Tobacco
Control 1998:7:161-167)

 

Perubahan tubuh setelah berhenti merokok

 Dalam 20 menit
Tekanan darah denyut nadi kembali normal

Dalam 8 jam :
Kadar oksigen di darah kembali normal

Dalam 24 jam :
Karbon monoksida dieliminasi dari tubuh
Paru mulai mengeluarkan mukus dan debris

Dalam 48 jam :
Nikotin tidak dapat lagi dideteksi dari tubuh
Kemampuan untuk mencium dan merasa akan lebih baik

Dalam 72 jam :
Bernapas terasa mulai lebih lega karena bronkus lebih elastis
Level energi mulai meningkat

Dalam 2 - 12 minggu :
Sirkulasi di berbagai bagian tubuh mulai membaik

Dalam 3 - 9 bulan :
Gangguan pernafasan seperti batuk, sesak nafas dan bising mengi mulai membaik
Secara keseluruhan fungsi paru mulai meningkat sekitar 5 - 10 %

Dalam 5 tahun :
Resiko terjadinya serangan jantung menjadi setengah daripada mereka yang terus merokok

Dalam 10 tahun :
Resiko mendapat kanker paru menjadi separuh dari resiko perokok
Resiko mendapat serangan jantung menjadi kurang lebih sama dengan mereka yang tidak
pernah merokok sama sekali sebelumnya

(Dikutip dari IUATDLD News Bulletin on Tobacco & Health 1998 Vol. 11 ; 31)

 

 Gelar Penelitian KFUI - LM3 Serta Pencanagan
FK & FKG UI Bebas Asap Rokok

Pada tanggal 27 Nopember yang lalu LM 3 bekerja sama dengan LPP Senat Mahasiswa FKUI telah melakukan acara gelar penelitian dan pencanangan kampus FK dan FKG Ul sebagai kawasan bebas asap rokok di aula FKUI ini dilakukan oleh Pembantu Rektor IV Universitas Indonesia dengan disaksikan oleh Pembantu Dekan I FKUI dan Dekan I FKUI dan Dekan FKG Ul serta Ketua Umum dan pengurus LM 3 serta para mahasiswa. Berikut disampaikan abstrak beberapa penelitian yang disajikan para mahasiswa FKUI pada acara gelar penelitian ini, dimana salah satunya dibiayai oleh LM 3.

 

Remaja dan Iklan Rokok
Arnet JJ, Terhanian G
Departement of Human Development and Family Studies
University of Missoury USA

Penelitian ini bertujuan mengetahui respons para remaja terhadap berbagai iklan rokok. Kepada para remaja responde penelitian ini ditujukan bentu iklan dari 5 merek rokok (Camel, Marlboro, Kool, Benson, & Hodges dan Lucky Strike) dan kemudian dinyatakan berapa kali mereka telah melihat iklan-iklan itu, seberapa besar mereka menyukai iklannya, apakah dengan melihat iklan mereka merasa merokok menjadi suatu hal yang menantang/menarik dan apakah dengan melihat iklan itu mereka jadi ingin mencoba merek rokok yang diiklankan.

Penelitian melibatkan 53 remaja berumur antara 11 sampai 18 tahun, 54% pria, 76% berkulit putih. Hasil penelitian ternyata menunjukan bahwa iklan Camel dan Marlboro merupakan iklan yang merupakan sering dilihat paling disukai, paling membut merokok menjadi menarik dan paling menyebabkan ingin merokok merek-merek tersebut Lebih dari 95% responden telah pernah melihat ke dua iklan itu sedikitnya sekali, dan sekitar 504 responden telah melihat iklan itu 6 kali atau lebih. Remaja perokok ternyata lebih terpengaruh kepada kedua iklan ini dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada konsistensi antara iklan rokok memang mengakibatkan seorang remaja merokok itu menarik dan ingin mencobanya.
(Tobaco
Control 1998:7129-133)

 

Mortalitas Akibat Merokok di Taiwan;
Suatu Studi Prospektif Selama 12 Tahun
Liauw KM & Chen CJ

Penelitian ini dilakukan untuk menilai risiko relatif terjadinya kematian akibat berbagai penyakit yang dihubungkan dengan kebiasaan merokok. Penelitian dikukan secara prospektif kohort.
Populasi penelitian terdiri dari 14.397 pria dan wanita berumur diatas 40 tahun yang berasal dari 12 daerah di Taiwan antara tahun 1982 sampai 1986. Data-data kebiasaan merokok responden didapat dari wawancara melalui suatu kuisioner standar. Responden kemudian diamati dan diikuti keadaannya secara teratur sampai tahun 1994
Penghitungan risiko relatif dilakukan dengan menggunakan Cox's proportional hazards regresion model. Yang dibandingkan adalah antara mortalitas para perokok dibandingkan dengan bukan perokok dan untuk doseresponse relationship antara mortalitas akibat berbagai penyebab dan berbagai pola kebiasaan merokok (konsumsi sehari, lama merokok, umur awal  merokok, umur awal merokok dan jumlah kumulatif konsumsi rokok dalam hitungan bungkus tahun).
Hasil penelitian menunjukan ada 2552 responden yang meninggal pada kurun waktu penelitian berlangsung. Dikalangan kaum pria, kebiasaan merokok secara bermakna berhubungan dengan peningkatan risiko kematian secara umum bila dibandingkan dengan peningkatan risiko kematian secara umum bila dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok (risiko relatif = RR = 1,3), kematian akibat kanker (RR=1,5), kanker lambung (RR=1,9), kanker hati . (RR=2,2), kanker paru (RR=3J), penyakit jantung iskemik ( RR=1,8), penyakit jantung lain (RR= 1,4) dan PPOK (RR= 1,9).
Dikalangan wanita kebiasaan merokok secara bermakna berhubungan dengan peningkatan angka kematian secara umum bila dibandingkan dengan yang tidak merokok (RR=1,8), kematian akibat kanker paru (RR=3,6) dan ulkus peptikum (RR=17,8), Angka perkiraan jumlah kematian akibat kebiasaan merokok di Taiwan di tahun 1994 adalah 8161 (13,9% dari seluruh kematian) untuk pria dan 1216 (3,3 % dari seluruh kematian) untuk wanita. Di pria dan 2,9% kematian akibat kanker pada wanita.
Sebagai kesimpulan disampaikan bahwa kebiasaan merokok memberi dampak penting dalam kematian akibat berbagai penyakit di masyarakat Taiwan. Program penanggulangan masalah merokok harus menjadi prioritas utama dalam program kesehatan di Taiwan.
(Tobacco
Control 1998;7141'148)

Rekomendasi Ingccaat Tentang Merokok Pasif

International Non Governmental Coalition Against Tobaco (INGCAT) telah menyampaikan pernyataan yang didukung oleh lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Pernyataan itu berbunyi "paparan terhadap asap rokok lingkungan (environmental tobacco smoke), yang sering kali disebut juga merokok pasif, dapat menyebabkan kanker paru dan kerusakan kardiovaskuler pada kaum dewasa yang tidak merokok, dan dapat merusak kesehatan paru dan pernapasan pada anak-anak".

Berbagai penelitian pada wanita hamil perokok menunjukkan peningkatan terjadinya berbagai komplikasi, seperti:
% abortus spontan
% gangguan perkembangan tungkai janin
%

bayi dengan berat badan lahir lebih rendah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terjadinya 

% penyakit dan memperlambat perkembangan fisik.
Dampak pada bayi dapat berupa gabungan dari dampak rokok yang diisap ibunya ketika hamil dengan dampak asap rokok lingkungan yang diisap si bayi setelah lahir. Kedua hal ini akan mempengaruhi terjadinya infeksi paru yang berulang serta gangguan fungsi paru.
Berbagai penelitian epidemiologis telah menunjukan dampak buruk asap rokok lingkungan pada kesehatan anak-anak, berupa:
% lebih sering masuk rumah sakit
% lebih sering mendapat pneumonia dan berbagai penyakit paru akut lainnya
% lebih sering mendapat serangan asma, dan juga lebih berat. Sebenarnya juga ada temuan yang
  menyebutkan bahwa makin banyak ditemukan kasus asma baru pada anak-anak yang merokok, tetapi
  hal ini perlu diverifikasi lebih lanjut
% lebih banyak kasus "suddeninfant death syndrome"
% lebih sering mendapat infeksi telinga tengah
% lebih sering tympanostomi
% lebih sering menjalani tonsilektomi dan adenoidektomi
Masalah berikutnya adalah kenyataan bahwa wanita hamil yang merokok sering kali sulit berhenti merokok, dan mereka yang berhenti ternyata 2/3 kemudian merokok kembali setelah bayinya lahir. Beberapa anjuran yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah:
% Profilaksis berupa tambahan mutu makanan serta imunisasi bagi anak-anak yang orang tuanya perokok
% Pemberian terapi substitusi nikotin sebelum hamil
% Peran keluarga untuk dapat mewujudkan udara sehat bebas asap rokok
% Peran pemerintah untuk membatasi iklan rokok dan menciptakan kawasan bebas asap rokok.
(IUATLD News Buletin on Tobaccoand Health 1997;Vol 10:9-10)