|
|
|
01-31/Mei/2001
|
|
|
Berhenti Merokok
Rennard SI, Daughton DM
|
Faktor risiko utama PPOK
(penyakit paru obstruktif kronik) adalah merokok. Negara maju mencatat bahwa
80-85% penderita PPOK adalah perokok., namun hanya 15% perokok yang
menderita PPOK dengan gejala klinis nyata sedangkan sisanya bermanifestasi
limitasi aliran napas tanpa sesak, batuk dan produksi sputum berlebihan.
Berhenti merokok memberikan andil dalam mengurangi terjadinya PPOK. |
Merokok bukan hanya merupakan kebiasaan buruk
namun juga merupakan adiksi fisiologik yang kompleks. Hal tersebut
disebabkan di dalam rokok terdapat kandungan nikotin yang bersifat hampir
mirip dengan opioid, kokain dan metamfetamin. Nikotin dapat menimbulkan
sensasi euforia seperti zat-zat tersebut di atas, memiliki efek anti
depresan dan meningkatkan pelepasan dopamin. |
Terapi berhenti merokok dapat membantu sebagian
perokok dalam menghentikan kebiasaannya. Terapi Ini meliputi terapi
farmakologis untuk mengurangi efek withdrawal dan terapi perilaku.
Terapi farmakologis berupa substitusi nikotin (nicotine
replacement) dan pemberian obat antidepresan. Substitusi nikotin dapat
diberikan melalui empat cara yaitu gum, patch, inhaler,
dan nasal spray, namun substitusi nikotin ini tidak
menghilangkan efek withdrawal secara sempurna. Pengamatan empiris
terhadap pemberian antidepresan bupropion memperlihatkan bahwa perokok yang
mengalami depresi akan kehilangan keinginan untuk merokok. Hasil tersebut
membawa para peneliti untuk melakukan uji klinik prospektif, salah satu uji
kilnik tersebut menggabungkan terapi bupropion dengan substitusi nikotin
transdermal. Terapi perilaku dapat membantu perokok untuk berhenti merokok,
dan terapi ini bila digabungkan dengan terapi farmakologis dapat
meningkatkan angka keberhasilan berhenti merokok sebesar 20%.
(Chest 2000:117:360S<4) |

|
|
Perokok Pasif dan Risiko Adult Aathma serta
PPOK
Coultas R
|
Jumlah studi mengenal hubungan
perokok pasif dan adult onset asthma dan penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) masih sedikit jika dibandingkan dengan studi
mengenai studi hubungan perokok pasif dan kelainan sistim pernapasan pada
anak. Hal tersebut mungkin disebabkan sulitnya penentuan bentuk studi dan
klasifikasi perokok pasif. Sejak publikasi mengenai Respiratory Heafth
Effects of Passive Smoking : Lung
Cancer dan Other Disorders ojeh US Environtmental
Protection Agency (EPA) pada tahun 1992, studi mengenai hubungan perokok
pasif dan PPOK mulai banyak diteliti.
|
Berbagai studi hubungan antara
perokok pasif dan adult onset asthma mulai banyak
diteliti sejak publikasi US EPA tahun 1992 meliputi studi morbiditi dan
studi etiologi. Walaupun jumlah studinya masih sedikit namun memperlihatkan
hubungan antara environmental tobacco smoke (ETS)
dengan peningkatan risiko adult onset asthma sebesar 40-60%.
Pajanan ETS baik di tempat kerja ataupun di rumah memperlihatkan peningkatan
perburukan gejala dan fungsi paru pada penderita adult onseff asthma. |
Merokok merupakan salah satu
faktor risiko utama PPOK, di mana 85-90% penderita PPOK adalah perokok. Hal
tersebut juga menunjukkan bahwa 10-15% penderita PPOK bukan perokok memiliki
faktor risiko lain seperti ETS pajanan pekerjaan, dan faktor genetik.
Pengukuran efek yang terjadi akibat ETS masih sangat sulit dilakukan karena
banyaknya faktor yang mempengaruhi dan terbatasnya data yang ada. Namun
demikian dapat diperlihatkan hubungan antara perokok pasif dengan gejala
pernapasan walaupun sulit menarik kesimpulan mengenai hubungan sebab
akibatnya.
(Thorax 1998;53;381-7) |

|
|
Mortalitas akibat
merokok di Taiwan; suatu studi prospektif selama 12 tahun
Liauw KM & Chen CJ
|
Penelitian ini dilakukan untuk
menilai risiko relatif terjadinya kematian akibat berbagai penyakit yang
dihubungkan dengan kebiasaan merokok, serta memperkirakan angka kematian
tahunan akibat kebiasaan merokok. Penelitian dilakukan secara prospektif
kohort. |
Populasi penelitian terdiri dan
14.397 laki-laki dan perempuan berumur di atas 40 tahun yang berasal dari 12
daerah di Taiwan antara tahun 1982 sampai 1986. Data-data kebiasaan merokok
responden didapat dari wawancara melalui suatu kuesioner standar. Responden
kemudian diamati dan diikuti keadaannya secara teratur sampai tahun 1994.
|
Penghitungan risiko relatif
dilakukan dengan menggunakan Cox's proportional hazards
regression model . Yang dibandingkan adalah antara
mortalitas para perokok dibandingkan dengan bukan perokok dan untuk
doseresponse relationship antara mortalitas akibat
berbagai penyebab dari berbagai pola kebiasaan merokok (konsumsi sehari),
lama merokok, umur awal merokok dan jumlah kumulatif konsumsi rokok
dalam hitungan bungkus-tahun.
|
Hasil penelitian menunjukkan ada 2.552 respoden
yang meninggal pada kurun waktu penelitian berlangsung. Di kalangan kaum
laki-laki, kebiasaan merokok secara bermakna berhubungan dengan peningkatan
risiko kematian secara umum bila dibandingkan dengan mereka yang tidak
merokok (risiko relatif = RR = 1,3), kematian akibat kanker (RR= 1,5),
kanker lambung (RR=1,9), kanker hati (RR=2,2), kanker paru (RR=3,7),
penyakit jantung iskemik (RR 1,8), penyakit jantung lain (RR=1,4) dan PPOK
(RR=1,9). Di kalangan perempuan kebiasaan merokok secara bermakna
berhubungan dengan peningkatan angka kematian secara umum bila dibandingkan
dengan yang tidak merokok (RR=1,8), kematian akibat kanker paru (RR=3,6) dan
ulkus peptikum (RR=17,8). Angka perkiraan jumlah kematian akibat kebiasaan
merokok di Taiwan di tahun 1994 adalah 8.161 (13,9% dari seluruh kematian)
untuk laki-laki dan 1.216 (3,3% dari seluruh kematian) untuk perempuan. Di
tahun 1994 ini pula kebiasaan merokok menyebabkan 21,3% kematian akibat
kanker pada laki-laki dan 2,9% kematian akibat kanker pada perempuan.
|
Sebagai kesimpulan disampaikan bahwa kebiasaan
merokok memberi dampak penting dalam kematian akibat berbagai penyakit di
masyarakat Taiwan. Program penanggulangan masalah merokok harus menjadi
prioritas utama dalam program kesehatan di Taiwan.
(Tobacco Control 1998,.7.,141 - 148) |
 |
|
Berhenti Merokok di Copenhagen University Hostpital
Backer Vet al,
|
Penelitian
Backker dkk (1) menunjukkan hasil berbagai teknik berhenti merokok yang
dijalankan di Copenhagen University Hospital. Teknik
yang dilakukan meliputi pemberian ceramah, terapi kelompok, kunjungan
lanjutan dan pemberian nicotine replacement therapy (NRT)
yang bersifat tailor made selama 6 minggu secara gratis.
Program ini diikuti oleh 374 karyawan rumah sakit, di mana 353 orang
menyelesaikan seluruh program sampai 6 minggu. Nilai ketergantungan nikotin
seluruh responden tergolong sedang/moderate, dengan nilai Fagerstorm 5.
Hampir semuanya merokok setiap hari, dan juga merokok di tempat kerjanya.
Hasil pemeriksaan kadar CO menunjukkan 87% diantaranya mempunyai nilai
setidaknya 5. Dalam pengawasan setelah 6 minggu ternyata 209 responden (59%)
tetap tidak merokok, sementara 7 orang (2%) mampu menurunkan konsumsinya
rokoknya secara nyata. Sisanya ternyata merokok kembali Pemeriksaan ulangan
kadar CO menunjukkan bahwa hanya 10% diantaranya yang punya kadar CO di atas
5 pada akhir masa penelitian. Sebagai kesimpulan para peneliti menyampaikan
bahwa gabungan ceramah kesehatan tentang bahaya merokok, penanganan lanjutan
secara individual dan nicotine replacement therapy ternyata
amat berguna dan memberi hasil yang memuaskan untuk menolong para karyawan
rumah sakit untuk berhenti merokok.
(Ugeskr Laeger 1999;
161(24):3663'5) |

|
|
Program Berhenti Merokok dengan
Konseling
Nakagawa et al.
|
Sementara itu, Nakagawa dkk.
membuat semacam program berhenti merokok yang meliputi konseling pribadi
yang diikuti penanganan lanjutan selama 4 minggu dengan telepon. Metode
ini dibuat berdasar tahapan fife style change. Program
dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan berkala di kota Nose, Jepang.
Mula-mula dilakukan pengisian kuesloner untuk mengetahui derajat merokok
para respondennya. Kemudian, dilakukan konseling dengan menggunakan bantuan
self-help guide. Pada saat konseling berlangsung dilakukan
juga pemeriksaan kadar CO dan dilakukan pengumpulan data tentang kesadaran
responden tentang berbagai akibat buruk bagi kesehatan. Dilakukan penanganan
lanjutan dengan menelepon mereka yang telah menetapkan tanggal berhenti
merokok ketika konseling dilakukan. Program ini dapat dilaksanakan dengan
mudah, dan waktu yang dibutuhkan adalah 15-20 menit. Angka berhenti merokok
(cessation rate)) dalam 8 bulan adalah 19%. Kemudahan pelaksanaan dan angka
berhenti yang didapat menunjukkan bahwa program ini dapat dipakai pada waktu
sedang ada pemeriksaan kesehatan berkala. Untuk pelaksanaan selanjutnya
perlu dilakukan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan
konseling dan program ini.
(Nippon Koshu Efsei Zasshi 1999; 46(9):820-
7) |

|
|
Efektivitas Nicotine Pacth
Hays TT
|
Di tahun 1994 - 1995
dilakukan penelitian untuk mengetahui efficacy dan safety dan
dijual bebasnya plester nikotin (nicotine patch). Penelitian dilakukan
selama 6 minggu dengan membandingkan pemberian plasebocontrolled trial
22 mg plester nikotin 24 jam secara gratis, dan open label
trial pengobatan yang sama dimana responden harus membeli plesternya.
Hasilnya menunjukkan bahwa angka berhenti merokok pada kelompok
pertama (plester gratis & plasebo) di minggu ke-6 adalah 16,8%
dan 9,6%, dan di minggu ke-24 adalah 8,7% dan 4,3%. Pada kelompok ke dua
(mereka yang harus membeli plaster nikotinnya) angkanya adalah 19% di minggu
ke-6, dan 10,8% di minggu ke-24. Hanya ada sedikit efek samping dibidang
kardiovaskular yang dijumpai. Penelitian yang dilakukan oleh pihak Mayo
Clinic ini menunjukkan bahwa 22mg - 24 jam nicotine patch
ternyata aman dan sukses digunakan bila dijual bebas.
(Am J Public Health 1999, 89(11):] 701-
7) |

|
|
Rokok dan Kesehatan
Respirasi |
Nancy Hutabarat
Tobing
SMF Paru RSUD Pasar Rebo, Jakarta
|
PENDAHULUAN |
Saat ini kita semua sedang berhadapan dengan
suatu bencana medis terbesar yaitu penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
rokok yang merupakan penyebab kematian utama di kalangan laki-laki dan akan
terus menjalar secara dramatis di kalangan perempuan.1 Jumlah
perokok di Indonesia terbesar keempat di dunia yaitu 60 persen laki-laki dan
4 persen dari perempuan berusia 15 tahun ke atas dengan total
pengeluaran untuk merokok sekitar 30 triliun rupiah per tahun.2
Diperkirakan di dunia terdapat 1,2 milyar perokok, 800 juta diantaranya
berasal dari negara berkembang.3 Bila kita memperhatikan secara
seksama di abad ini 4 juta orang/tahun mati akibat rokok, berarti 1 kematian
setiap 8 menit dan angka ini justru hanya rnerupakan puncak gunung es yang
terapung. Di tahun 2030 angka ini akan meningkat menjadi 10 juta, bagaikan
suatu bencana "TITANIC" setiap 78 menit Empat belas (14) penyakit fatal yang
ditimbulkan akibat rokok diduga pada tahun 2030 akan merupakan kematian
terbesar di dunia.1 Berdasarkan penelitian dari American Cancer
Society.1
|
› |
Setiap tahun tercatat 400.000 orang mati akibat rokok |
› |
Setengahnya berusia 35 - 69 tahun |
› |
Para perokok dapat
kehilangan 20 sampai 25 tahun masa hidupnya |
›
|
Sembilan puluh persen (90%) perokok
baru, adalah anak-anak dan remaja, mereka
menggantikan para perokok yang sudah berhenti merokok atau perokok
yang meninggal lebih awal akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok
|
|
Efek buruk yang dialami perokok
baru akan muncul setelah 20 tahun bahkan bayi atau anak-anak terkena
akibatnya.4 Prakarsa bebas tembakau yang dikumandangkan oleh
WHO telah menciptakan suatu momentum baru di dalam penanggulangan masalah
merokok.3 Di Indonesia diberlakukan Peraturan Pemerintah tentang
pengamanan tembakau bagi kesehatan (PP No. 81/tahun 1999) tanggal 5 Oktober
1999. Organisasi profesi seperti lkatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI), PWI,
PGRI dan lembaga swadaya masyarakat dan berbagai sektor seperti Yayasan Asma
Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia, Wanita
Indonesia Tanpa Tembakau dll memegang peran penting dalam penanggulangan
masalah merokok di Indonesia.5
|
ROKOK MENGANDUNG ZAT
KIMIA
BERACUN
|
Asap rokok mengandung lebih
4.000 zat kimia, 40 diantaranya merupakan penyebab terjadinya kanker
(karsinogen) pada organ tubuh manusia.6 Zat-zat kimia yang
beracun dan berbahaya untuk pernapasan adalah: |
1 |
Nikotin |
|
Menyebabkan adiksi (kecanduan). Beberapa penelitian
membuktikan bahwa nikotin menyebabkan adiksi yang sama seperti heroin
dan kokain. Nikotin yang dihisap langsung masuk ke paru kemudian ke
otak, dan gabungan efek kedua organ ini menyebabkan kecanduan nikotin.
Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di seluruh tubuh
sehingga darah menjadi lebih sulit mengalir di seluruh tubuh dan
berakibat jantung bekerja lebih keras yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah dan penyakit jantung. Akibat penyempitan
pembuluh darah tersebut terjadi kekurangan oksigen pada seluruh organ
tubuh.9 |
2 |
Tar |
|
Tar adalah getah tembakau
ampas asap yang dapat menimbulkan kanker paru |
3 |
Karbonmonoksida |
|
› |
Merupakan gas yang
identik dengan gas yang dikeluarkan dan ujung knalpot mobil |
|
|
› |
Menyebabkan hambatan
penyerapan oksigen oleh sel darah merah |
|
4 |
Karbondioksida |
|
Merupakan sisa-sisa reaksi
kimia tubuh yang harus segera dikeluarkan dari paru.10 |
|
Zat-zat kimia beracun lainnya:11,12 |
› |
Amonia : pembersih lantai |
› |
Benzene |
› |
Nitrosamin |
› |
Naftalen : kapur barus |
› |
Hidrogen sianida : racun
yang digunakan untuk pelaksanaan hukuman mati |
› |
Radon |
› |
Aseton : penghapus cat
kuku |
› |
Toluen : pelarut industri |
› |
Metanol : bahan bakar
roket |
› |
Arsenik : racun semut
putih |
› |
Butan : bahan bakar korek
api |
› |
Kadmium : bahan aki mobil |
› |
DDT : racun serangga |
› |
Vinil klorida : bahan
plastik |
|
PEROKOK PASIF DAN DAMPAK ASAP
ROKOK TERHADAP LINGKUNGAN |
Perokok pasif adalah orang-orang
yang tidak sengaja menghirup asap rokok di lingkungannya. Perokok pasif akan
menghirup 2 jenis asap: |
1 |
Asap tidak langsung:
dikeluarkan dari pembakaran rokok |
2 |
Asap langsung: dikeluarkan
dari orang yang sedang merokok |
|
Asap tidak langsung.mengandung
zat-zat karsinogen dengan konsentrasi tebih tinggi dibandingkan asap
langsung, karena suhu pembakaran yang relatif rendah dibandingkan dengan
asap yang dihasilkan dari rokok yang sedang menyala. Environmental
Protection Agency (EPA) tahun 1993 menyatakan bahwa asap tembakau
lingkungan mengakibatkan 3.000 kematian akibat kanker paru di Amerika
Serikat. Risiko kanker paru 2 kali lebih tinggi pada perokok pasif
dibandingkan dengan seorang perokok. The Amencan Lung
Association menyatakan bahwa 20% dari perokok pasif berisiko menderita
penyakit paru. Sementara Departemen Kesehatan Amerika Serikat melaporkan
bahwa pada perokok pasif didapatkan kadar tar, nikotin dan karbonmonoksida
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perokok yang langsung menghirup asap
rokoknya sendiri.13 |
Anak-anak sebagai
perokok pasif |
Asap rokok menyebabkan suatu
jajaran masalah kesehatan. Dampak perokok pasif pada anak sangat serius,
dimulai pada masa pranatal (anak masih dalam kandungan). Dampak asap rokok
pada anak dapat berupa: |
1 |
Bayi berat badan lahir
rendah |
2 |
Sindroma kematian bayi
secara mendadak |
3
|
Penyakit-penyakit pernapasan Berbagai penelitian
membuktikan bahwa perokok pasif anak dengan salah satu atau kedua
orang tua merokok cenderung dua kali lipat akan terserang bronkitis,
pneumonia djbandingkan dengan anak-anak dan orang tua yang bukan
perokok. Delapan puluh persen (80%) penderita asma anak sebagai
perokok pasif menunjukkan perburukan gejala asma dan memerlukan
bantuan pengobatan di Instalasi Gawat Darurat |
|
BEBERAPA PENYAKIT
PARU YANG DISEBABKAN OLEH ROKOK |
1 |
Kanker paru |
|
Zat kimia beracun yang
terdapat dalam asap rokok yang menyebabkan terjadinya kanker paru
adalah tar. Tar akan menempel di permukaan saluran napas cukup lama
sehingga menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel ganas. Berhenti
merokok mengurangi risiko terjadinya kanker paru. Delapan puluh tujuh
persen sampai dengan sembilan puluh persen (87 - 90%) kasus kanker
paru disebabkan rokok, dan perokok 22 kali lebih mungkin mati karena
kanker paru dibandingkan dengan bukan perokok.15,16 Orang yang
meninggal karena kanker paru terus meningkat. Orang yang tidak merokok
tetapi terpajan asap rokok, risiko terkena kanker paru pun meningkat
Seorang bukan perokok yang menikah dengan seorang perokok memiliki 30%
risiko lebih besar terkena kanker paru dibandingkan dengan pasangan
dari seorang bukan perokok.17 |
2 |
Penyakit Paru Obstruksi
Kronik (PP0K) |
|
Merokok merupakan penyebab
utama PPOK di Amerika Serikat. Delapan puluh empat persen (84%)
kematian PPOK pada laki-laki, dan 79% pada perempuan diakibatkan oleh
rokok.9 Rokok menyebabkan gangguan paru yaitu tejadinya perubahan
struktur saluran udara, bulu getar yang dalam keadaan normal berfungsi
untuk membersihkan lendir akan lumpuh sehingga terjadi penimbunan
lendir berlebihan yang merupakan media perkembangbiakan kuman sehingga
berkembang menjadi bronkitis. Rokok juga dapat menimbulkan penyempitan
saluran udara, di samping itu akan terjadi peningkatan kadar
imunoglobulin di dalam tubuh yang berakibat terjadi hipereaktifiti
saluran udara. Rokok menyebabkan kerusakan menetap struktur paru,
akibat lumpuhnya serat elastin paru yang mengakibatkan udara yang
masuk sulit dikeluarkan dan tertinggal di kantong-kantong udara;
sehingga terjadilah kesulitan-kesulitan bernapas atau menjadi penyakit
emfisema. Pada penyakit emfisema harapan kesembuhan menjadi lebih
Sulit. 18,19 |
3 |
Asma |
|
Asap rokok lingkungan yang
tersebar di tempat terbuka akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.
Asap rokok ini menyebabkan iritasi (perangsangan) pernapasan yang cukup
berat dan merupakan faktor pencetus serangan asma. Pada anak, asap
rokok dapat memperberat gejala asma dan pada dewasa selain menyebabkan
asma juga menyebabkan penurunan fungsi paru.21,22 |
4 |
Infeksi
Paru |
|
Asap rokok menyebabkan
penurunan ketahanan permukaan saluran udara, sehingga mudah terserang
bakteri maupun virus.23 |
|
MANFAAT MENYELURUH DARI
BERHENTI MEROKOK |
Orang yang berhenti merokok
lebih lama hidupnya dari pada orang yang terus merokok. Orang yang berhenti
merokok sebelum berumur 50 tahun mempunyai setengah risiko kematian pada 15
tahun yang akan datang dibandingkan dengan orang yang masih terus merokok.
Berhenti merokok menambah harapan hidup sebab keadaan ini mengurangi risiko
kematian yang disebabkan penyakit yang berhubungan dengan rokok. Salah satu
diantaranya adalah kanker paru, penyebab utama yang tersering dari kematian
karena kanker baik pada laki-laki maupun perempuan. Risiko kematian kanker
paru 22 kali lebih tinggi pada laki- laki perokok, dan 12 kali lebih tinggi
pada perempuan perokok dibandingkan dengan orang-orang yang tidak merokok.
Merokok merupakan penyebab utama penyakit PPOK. Merokok meningkatkan risiko
PPOK dengan mempercepat penurunan fungsi paru sesuai dengan pertambahan usia.24 |
PERANAN DOKTER, PERAWAT DAN
PROFESI KESEHATAN |
Profesi kesehatan menempati
suatu posisi unik dalam penanggulangan masalah merokok: |
› |
Para staf kesehatan dapat
melakukan intervensi yang sangat efisien |
›
|
Dokter dan profesi
kesehatan lainnya merupakan wadah yang paling dapat dipercaya dalam
memberikan informasi tentang rokok |
›
|
Banyak orang
mengharapkan para dokter bercerita dan bertanya tentang rokok kepada
pasiennya. Penelitian di Inggris menganggap bila dokter tidak
menanyakan sesuatu tentang rokok kepada pasiennya, hal itu menandakan
dokter tersebut memaafkan kebiasaan merokok. |
|
MASALAH |
Risiko merokok meningkat seiring
dengan lamanya merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap per hari. Para
perokok mempunyai kebiasaan merokok yang menyebabkan kecanduan cukup berat,
sehingga diperlukan motivasi berulang-ulang untuk berhenti merokok.25
|
BERITA YANG MENGGEMBIRAKAN |
Di seluruh dunia, jutaan orang
telah berhenti merokok pada 20 tahun terakhir, banyak diantaranya didampingi
secara aktif oleh petugas kesehatan dan dengan mudah melaksanakan program
berhenti merokok. Mereka telah menghayati bahwa dengan berhenti merokok akan
memperpanjang usia seseorang, berapapun usia mereka pada saat berhenti
merokok. Perokok yang berhenti sebelum umur 45 tahun secara efektif
terhindar dari gangguan fungsi paru restriksi pada sisa hidupnya. Keuntungan
sosial berhenti merokok adalah meringankan biaya pengeluaran rumah tangga.
Dengan berhenti merokok akan meningkatkan selera makan dan daya penciuman.25 |
HASRAT |
Hasrat yang kuat untuk merokok
umumnya timbul beberapa jam terakhir merokok dan berlangsung 2 - 3 menit.
Waktu yang singkat ini merupakan kunci untuk menanggulangi berhenti merokok.
Dianjurkan ada suatu kegiatan untuk menghilangkan perasaan tersebut,
misalnya menarik napas panjang, berdirilah dan berjalan sebentar, rentangkan
tangan-kaki, minum segelas air atau juice buah. Hasrat untuk merokok jelas
menurun pada 4 minggu pertama tapi kadang-kadang dapat berlangsung lebih
lama.27 |
KESIMPULAN |
1 |
Asap rokok mengandung banyak
zat kimia beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan respirasi
|
2
|
Beberapa penyakit paru yang disebabkan oleh rokok
seperti kanker paru, PPOK, asma, infeksi paru merupakan keadaan yang
harus dihindari sendiri mungkin karena akan berdampak kerugian yang cukup
besar |
3
|
Peranan dokter, perawat dan profesi kesehatan lainnya
sangat dibutuhkan dalam menanggulangi masalah merokok. |
|

|