Para peneliti ingin mengetahui tentang risiko penularan
Tuberkulosis dalam kabin pesawat terbang. Penelitian ini diawali dengan diketahuinya
seorang penderita Tuberkulosis yang terbang dari Moskow ke Frankfurt, lalu ganti pesawat
menuju New York, dan kemudian tukar pesawat lagi ke Cleveland - Ohio. Dilakukan penelitian
dengan melakukan tes Tuberkulosis pada awak pesawat dan penumpang yang satu pesawat dengan
penderita ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 120 orang kontak didapatkan 86 orang (72%)
Tuberkulin negatif (< 5 mm), 29 orang (24%) positif (> 5 mm) dan pada 5 orang lagi
(4%) terdapat konversi Tuberkulin. Dari 29 orang yang positif Tuberkulinnya, 27
diantaranya ternyata punya faktor resiko lain untuk positifnya tes ini, yaitu lahir di
luar dilahirkan di Amerika atau riwayat pemberian BCG. Kelima orang yang mengalami
konversi Tuberkulin negara dimana imunisasi BCG secara rutin diberikan.
Penelitian mengambil kesimpulan bahwa tes Tuberkulin yang positif serta konversi yang
terjadi mungkin karena riwayat vaksinasi BCG sebelumnya atau infeksi pada negara yang
endemis TB. Tetapi, karena ada 2 orang dari 29 yang positif tes Tuberkulin tidak punya
faktor resiko TB apa-apa, maka kemungkinan tertular TB di pesawat terbang tidak dapat
disingkirkan
(Warta TB 1/I/97 - Tubrcle and Lung Disease:77:414-9) |