Terbasminya Tuberkulosis 
Apa yang Menghentikan Kita ?
LB Reichman
New Jersey Medical School, Newark USA

Telah dikenal luas bahwa Tuberkulosis adalah penyebab kematian terbesar akibat satu penyakit infeksi di dunia. TB yang telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia ini sebenarnya 100% dapat disembuhkan dan dapat dicegah, sampai kini ternyata belum dapat terbasmi di mana-mana, termasuk di negara-negara yang paling maju di dunia.

Dr. Reichman menyatakan bahwa kegagalan pembasmi penyakit ini merupakan kesalahan kita sendiri. Walaupun kita telah tahu potogenesis penyakit ini, tahu cara transmisinya, tahu pula cara diagnosis dan terapinya, tetapi kenyataannya di tahun 1996 ini penderita yang meninggal akibat Tuberkulosis jauh lebih banyak daripada saat ketika Robert Koch menemukan hasil TB lebih dari satu abad yang lalu.

Salah satu beda Tuberkulosis dengan penyakit lain adalah kenyataan bahwa setiap kasus TB harus ditemukan dan diobati agar tidak menularkan penyakitnya. Pada penyakit lain, kasus yang tidak diobati akan meninggal. Sementara pada Tuberkulosis, maka kasus yang tidak diobati dengan baik akan menjadi resisten dan menularkannya pada orang lain.

Biasanya kita kaum dokter cenderung untuk menyalahkan para pasien yang tidak mau makan obat dengan teratur. Sebenarnya, ke tidak teraturan ini ada pada berbagai lini. Tuberkulosis tidak akan dapat terbasmi bila ke tidak teraturan ini ("lack of compliance") tidak segera diidentifikasi dan diperbaiki.

(Warta TB 1/I/97 - Tubercle and Lung Diseases 1996:77 Supl. 2:1)