Usaha Bunuh Diri
dengan Dosis Letal Isoniazid dan Rifampisin
Chureeratana Bown, Worawit Tantisiriwat, Chirapa Buntawangkun
Uthai Pengtam Chonbury Regional Hospital, Chonbury - Thailand

Para dokter telah mengenal luas penggunaan berbagai obat antituberkulosis seperti Isoniazid dan Rifampisin. Berbagai efek samping obat itu (seperti hepatitis, skin rash dll) telah pula dikenal luas. Upaya bunuh diri dengan menggunakan Isoniazid dan Rifampisin dosis tinggi merupakan suatu hal yang jarang terjadi.

Para peneliti dari Thailand ini melaporkan seorang pria berusia 27 tahun memakan 8 gram INH serta 18 gram Rifampisin. Pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan koma, kejang dan gagal nafas. Pasien akhirnya dapat sembuh dengan pengobatan intensif pyridoxine intravena, hemodialisis dan pemakaian ventilator mekanik.

Sebagai penutup, para peneliti ini menganjurkan agar para dokter mewaspadai kemungkinan adanya overdosis INH dan Rifampisin, khususnya pada keadaan bangkitnya kembali Tuberkulosis dalam era AIDS sekarang ini.

(Warta TB 1/I/97 - The 4th Congcress of the Asian Pasific Society of Respirology, Beijing - China, October 1996)