Dr. Shimao menyampaikan empat faktor utama yang
menyebabkan perburukan situasi epidemiologis Tuberkulosis di dunia dewasa ini. Pertama
adalah dampak buruk epidemi HIV terhadap Tuberkulosis. Karena virulensi kuman Tuberkulosis
lebih tinggi dari kuman oportunistik lain pada mereka yang terinfeksi HIV, maka TB paru
adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada mereka yang terkena infeksi ganda TB
& HIV. Faktor kedua adalah penambahan jumlah penduduk yang amat pesat, termasuk yang
dalam usia produktif, yang terpapar dengan infeksi Tuberkulosis. Faktor penting ketiga
adalah meningkatnya perpindahan penduduk antara negara berkembang dan negara maju.
Proporsi dari penderita Tuberkulosis baru yang dilahirkan di luar negeri kini amat
meningkat di berbagai negara maju, dan di Switzerland bahkan lebih dari 50% penderita baru
TB nya ternyata dilahirkan di luar negara itu. Faktor penting keempat adalah merupakan
dampak dari terbengkalainya perhatian dunia terhadap TB di dekade yang lalu. Akibatnya,
program penanggulangan TB di berbagai tempat menjadi amat lemah dan riset di bidang
Tuberkulosis kurang dapat perhatian. Buruknya mutu program penanggulangan Tuberkulosis
menghasilkan banyak kasus TB yang resisten, khususnya resistensi ganda (MDR-TB) di
negara-negara dimana obat tersedia tetapi tidak digunakan secara baik.
Dari berbagai perangkat penanggulangan Tuberkulosis, penemuan kasus dan pengobatannya
adalah cara paling efektif untuk memutuskan rantai penularan TB. Acuan yang dikeluarkan
WHO dalam hal ini meliputi (1) perlunya komitmen yang tinggi dari pemerintah terhadap TB,
(2) penemuan kasus secara pasif pada mereka dengan gejala respiratorik, (3) penggunaan
kemoterapi jangka pendek yang standar dan penyediaan obat yang baik, (4) penggunaan sistem
pencatatan dan pelaporan, dan (5) evaluasi pengobatan dengan sistem kohort.
(Warta TB 1/I/97 - 23rd. Congcress of the International Society of Internal Medicine,
Manila Philippines, 1-6 February 1996) |